Saya lebih takut tidak bisa merencanakan dan menjalankan kehidupan di hari esok dengan lebih baik, maka itu saya merenung di kala malam dibandingkan harus memulai hari esok tanpa perbaikan. Entah kenapa saya cuma percaya sama Dia dan nyaman ketika malam dibandingkan siang. Di saat orang-orang tertidur pulas saya terpaksa dan kadang memaksa diri untuk bangun, membasuh wajah, meletakkan kepala di bawah sajadah memohon apa yang terbaik. Time goes so fast. This is 3rd months in this semester. Minggu ini menjadi minggu yang cukup berat karena begitu banyak pilihan yang disodorkon untuk kehidupan ke depan. Seperti naik angkot salah pilih rute salah juga tempat turunnya. Tidak masalah kalau sudah tahu kemana tujuan akhirnya toh bisa naik angkot lagi asal tujuannya sudah jelas, itu juga kalau masih punya cukup waktu. Sesungguhnya kejelasan tujuan tak akan pernah tercapai karena itu sangat bersifat relatif. Relatif terhadap opini orang, waktu, dan keinginan pada saat itu. Yang bisa memb
"Positive, Persistence, Pray"