Semenjak kecil, saya dan kakak-kakak saya sudah dibiasakan oleh orang tua untuk belajar berpuasa. Keduanya selalu memberi kami hadiah ketika puasa kami tidak ada yang bolong-bolong alias tamat satu bulan penuh. Yang membuat saya terkesan sampai sekarang, kami yang empat bersaudara mendapat tugas masing-masing. Seminggu sebelum Ramadhan datang kami harus membersihkan rumah dan seluruh perabotannya, dari mulai bersih-bersih kaca jendela sampai mencuci gorden yang langka kami lakukan, bahkan kami sempat mengganti cat tembok rumah yang sudah kusam, menyikat semua yang kotor di rumah, merapikan semua yang selalu semrawut dan berantakan. Pokoknya kami benar-benar kerja bakti deh, kerja bakti yang menyenangkan karena tamu akan segera datang. Ketika sehari sebelum tamu agung itu datang, kembali kami bersih-bersih, kali ini badan kami yang dibersihkan, mulai dari potong kuku, mandi, keramas, pokoknya sebersih-bersihnya. Saya melakukan semua itu dengan senang hati dan sukarela. Tidak pernah bertanya mengapa harus demikian repot membersihkan semua ketika Ramadhan tiba. Setelah remaja saya mulai memahami bahwa sepatutnya bagi kita mensucikan jasmani dan rohani ketika memasuki bulan yang suci, Ramadhan. Kebiasaan kerja sebelum Ramadhan tiba tetap kami lakukan. Kami lakukan seakan-akan akan datang Bapak Presiden datang ke rumah kami yang sederhana ini. Tamu agung yang akan datang itu bahkan melebihi Presiden, tamu inilah yang akan selalu memberi kami kasih sayang selama 10 hari pertama, mengantarkan ampunan kepada kami 10 hari kedua, dan akan memberikan bonus kepada kami untuk dijauhi dari api neraka 10 hari terakhir.
Kami pun selalu bersilaturahmi dengan tetangga dekat dengan mengabarkan berita datangnya tamu tersebut. Ayah saya juga biasa membuat jadwal kegiatan, biasanya membuat jadwal tarawih, tilawah, baca buku islami, buka bersama, I'tikaf, dll. Alhamdulillah, persiapan seperti itu rasanya Ramadhan nikmat terasa dan ingin selalu berada dalam bulan yang penuh rahmat dan ampunan itu.
Kami pun selalu bersilaturahmi dengan tetangga dekat dengan mengabarkan berita datangnya tamu tersebut. Ayah saya juga biasa membuat jadwal kegiatan, biasanya membuat jadwal tarawih, tilawah, baca buku islami, buka bersama, I'tikaf, dll. Alhamdulillah, persiapan seperti itu rasanya Ramadhan nikmat terasa dan ingin selalu berada dalam bulan yang penuh rahmat dan ampunan itu.
Comments
Post a Comment