JIKA Facebook adalah foodcourt yang ramai pengunjung, maka Twitter adalah sebuah kafe mungil yang nyaman. Semakin hari, semakin banyak yang mulai teradiksi dengan situs micro-blogging ini.
Andi Kustanto, 18, mengaku baru mengetahui keasyikan Twitter sejak 4 tahun silam. Sejak itu ia menjadi teradiksi. Bahkan, sesibuk apa pun dirinya, selalu ada waktu khusus untuk membuka akun Twitter dan mem-post beberapa tulisan disana.
Hal ini yang tak pernah diluputkan adalah mengintip Twitter milik para pesohor Indonesia maupun mancanegara. "Sekadar ingin tahu saja apa sih yang dilakukan para selebriti. Katanya.
Terkadang, Andi bisa mengetahui hal-hal unik dan lucu. "Misalnya, Tora Sudiro yang memasang status sedang creambath sama manajernya," ujarnya tertawa. "Ya, terkadang memang terlihat tidak penting. Tapi, rasanya seru bisa melihat perkembangan mereka melalui foto maupun aktivitas langsung. Bisa dikomentarin lagi," ujar Andi
Tak hanya itu Twitter juga digunakan sebagai salahsatu media perlawanan terorisme. Join cause yang dibuat komunitas #Indonesiaunite langsung menjadi topik populer dalam situs tersebut. #Indonesiaunite mengajak seluruh masyarakat Indonesia bersatu, serta menunjukan bahwa mereka tidak takut terhadap teror. Sesuai dengan slogan, we are not afraid, we will not go down. "Tiga hari sejak terjadi bom JW Marriot dan Ritz Carlton, @Indonesiaunite menduduki posisi first rank. Bahkan, dibahas bukan saja di televisi lokal, juga internasional. Banyak diantara pengguna Twitter yang diwawancarai.
Untuk membuat Twitter lebih seru, Andi Kustanto mengaku menjadikan akun Twitter-nya seperti buku harian. "Tapi saya tidak ingin memberi kesan menggurui dalam tulisan-tulisan saya. Lebih kepada memberikan inspirasi kepada seseorang soal bagaimana menghargai hidup.
PS: Twitter tidak cuma soal memasang status. Ada segudang hal yang bisa dilakukan asal tahu cara memanfaatkannya.
PS: Twitter tidak cuma soal memasang status. Ada segudang hal yang bisa dilakukan asal tahu cara memanfaatkannya.
Diinterpretasikan dari Buku Harian Andi Kustanto
Comments
Post a Comment