Semenjak SMA kelas X, kira-kira Ramadhan tahun 2008, saya sudah membiasakan diri menyiapkan buku diary khusus. Biasanya buku diary ini hanya berbentuk buku tulisan biasa yang isinya rekaman catatan perjalanan saya melewati hari-hari sepanjang Ramadhan, termasuk kegiatan sebelum dan sesudah Ramadhan. Kebiasaan ini berlangsung hingga sekarang. Jadi saya sudah mengoleksi 4 buku diary Ramadhan. Kebanyakan catatan diary diisi dengan perkembangan ibadah, target-target selama Ramadhan dan nuansa Ramadhan yang saya rasakan tahun itu. Membuka kembali diary Ramadhan, seolah-olah kembali ke masa-masa lalu Ramadhan, mengingat setiap kegiatan yang saya lakukan. Alhamdulillah, kebiasaan ini sangat membantu saya mengevaluasi perjalanan Ramadhan dari tahun ke tahun.
Biasanya 2 bulan menjelang Ramadhan tahun sebelumnya untuk melihat bagaimana Ramadhan tahun itu saya jalani, target-target apa yang belum terealisasi serta plus-minus perjalanan Ramadhan. Dari rekaman perjalanan 4 kali Ramadhan yang tercatat dalam diary saya, terlihat bahwa persiapan ruh menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kesuksesan Ramadhan saya. Persiapan ruh ini saya lakukan dengan meningkatkan kuantitas ibadah harian seperti tilawah Al Qur'an, shaum sunnah, sholat sunnah, infak, juga aktivitas membersihkan hati dengan mengembalikan barang-barang pinjaman, membayar hutnag, silaturahmi, meminta maaf serta memperbanyak doa yang dianjurkan Rasulullah "Allahumma Baariklana fii Rajaba wa Sya'bana wa ballighnaa Ramadhan"
Alhamdulillah, saya sangat merasakan manfaat menulis diary Ramadhan karena bisa dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas Ramadhan tahun berikutnya.
Alhamdulillah, saya sangat merasakan manfaat menulis diary Ramadhan karena bisa dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas Ramadhan tahun berikutnya.
Comments
Post a Comment