Ketika saya menanyakan kepada mereka, "Siapakah yang tahu manfaat membaca buku?"
Maka mereka ramai menjawab,
"Agar berprestasi"
"Agar menambah wawasan"
"Agar menambah pengetahuan"
"Agar mengerti dan memahami"
...
Lihatlah! Anak-anak SD yang baru berusia 8 hingga 11 tahun bisa menyebutkan sekian manfaat membaca. Bagaimana dengan kamu?
Lalu ketika saya tanya tentang hakikat membaca pada anak-anak SD itu ,
"Menurut saya, membaca itu tidak hanya cukup membaca buku, tetapi juga membaca yang lain...., siapa yang tahu membaca apa selain membaca buku?"
Sejenak mereka terdiam. Zulfana Desnatya, si juara kelas itu menatap saya dalam-dalam.
Lalu,
"Membaca diri sendiri" katanya lantang.
Dan rupanya kosa kata ini memancing teman-temannya, mereka kemudian berebut menimpal,
"Membaca orang lain"
"Membaca sekitar"
"Membaca peta"
"Membaca Mas Andi...!"
Hah, membaca Mas Andi? tanya saya.
Sebuah jawaban yang menarik!
Lalu saya meminta salah satu dari mereka untuk membaca saya, dan dengan penuh percaya diri, Thariq Kemal yang baru berusia 9 tahun itu berkata,
"Membaca Mas Andi, mas Andi adalah seorang pengajar muda, pelajar, aktivis rohis, ia memakai batik, caranya berjalan cekatan..."
Thariq berhenti sejenak, menatap dan mengamati saya. Saya tersenyum lebar.
"Lagi...? kata saya.
"Dan Mas Andi masih jomblo...?"
Tanyanya tenang.
Tawa pun meledak.
"Tahu apa anak kecil tentang jomblo? tangkas saya.
Anak-anak berbuncah dengan kegembiraan membaca dan bermain kata-kata!
Maka mereka ramai menjawab,
"Agar berprestasi"
"Agar menambah wawasan"
"Agar menambah pengetahuan"
"Agar mengerti dan memahami"
...
Lihatlah! Anak-anak SD yang baru berusia 8 hingga 11 tahun bisa menyebutkan sekian manfaat membaca. Bagaimana dengan kamu?
Lalu ketika saya tanya tentang hakikat membaca pada anak-anak SD itu ,
"Menurut saya, membaca itu tidak hanya cukup membaca buku, tetapi juga membaca yang lain...., siapa yang tahu membaca apa selain membaca buku?"
Sejenak mereka terdiam. Zulfana Desnatya, si juara kelas itu menatap saya dalam-dalam.
Lalu,
"Membaca diri sendiri" katanya lantang.
Dan rupanya kosa kata ini memancing teman-temannya, mereka kemudian berebut menimpal,
"Membaca orang lain"
"Membaca sekitar"
"Membaca peta"
"Membaca Mas Andi...!"
Hah, membaca Mas Andi? tanya saya.
Sebuah jawaban yang menarik!
Lalu saya meminta salah satu dari mereka untuk membaca saya, dan dengan penuh percaya diri, Thariq Kemal yang baru berusia 9 tahun itu berkata,
"Membaca Mas Andi, mas Andi adalah seorang pengajar muda, pelajar, aktivis rohis, ia memakai batik, caranya berjalan cekatan..."
Thariq berhenti sejenak, menatap dan mengamati saya. Saya tersenyum lebar.
"Lagi...? kata saya.
"Dan Mas Andi masih jomblo...?"
Tanyanya tenang.
Tawa pun meledak.
"Tahu apa anak kecil tentang jomblo? tangkas saya.
Anak-anak berbuncah dengan kegembiraan membaca dan bermain kata-kata!
Comments
Post a Comment