Skip to main content

Meja Belajar dan Kerja di Kamar


Ini nih yang bikin saya tidur sampai malem atau pengen pulang sore. Saya suka aja duduk di depan meja ini, buat baca buku atau happy blogging ato internetan. Yang ada di atas meja saya adalah:

  1. Tempat air, kalo sewaktu-waktu dehidrasi ato keselek dan butuh minum.
  2. Tumpukan toples dan isinya. Yang paling atas itu berisi coklat monggo dari Jogja, yang saya nggak seberapa doyan si sebenernya. Rada pait gitu. Toples ke dua dan ketiga baru dibeli kemaren dari Mita. Isinya kastengel dan kenari yang hmmm….so….yummy. *Mit, kamu harus bayar uang promosi ke aku nih heheh*. Sebenernya camilan ini dibeli untuk menarik perhatianku buat baca dan berlama-lama di meja ^^. Sulit dibedakan, ini program Gemar Membaca atau Gemar Ngemil si sebenernya?
  3. Miniatur becak yang dibeli di Tangkuban Perahu.
  4. Speaker, karna suara dari laptop rada ngrusak suara aslinya si mas Jason Wade, Shane Fillan, Chris Martin dkk. Kesian uda ganteng-ganteng kalo suaranya terdengar sember.
  5. Si maenan bola kaca itu dari Korea, for free heheheh.
  6. Ada lilin aroma terapi juga. Udah saya coba nyalain, tapi kok ga wangi-wangi. Setelah mikir-mikir, itu lebih dikarenakan ac di kamar nyala >.<. Tadinya saya pikir ditipu ^^.
  7. Ada merlion, ga gitu keliatan, nyempil si. Oleh-oleh dari Galih pas di deportasi ke Singapura.
  8. Laptop dan modem. Nggak bisa bayangin kalo di kamar gada dia, si Mumble. Sepi banget dan bikin mati gaya pastinya.
  9. Jam. Baru loh, nitip Mbak Suti hehehe. Baru kali ini, selama kos di Bandung, punya jam weker. Suaranya bikin kaget, kaget dan bangun buat matiin. Tapi kok habis gitu tetap tidur lagi ya? Dan ujung-ujungnya terbangun oleh suara alarm dari hp.
  10. Taplak hasil belanja di Jogja. Ini nih yang bikin keliatan rapi ^^.
  11. Buku Honeymoon with My Brother yang lagi in progress. Uda agak lama belinya, tapi plastiknya baru dibuka kemaren ^^.
  12. Yang orange itu note, buat reminder.
Itu doang isinya. Gimana dengan meja kamu?

Comments

Popular Post

Tata Guna Lahan Berkelanjutan Untuk Memaksimalkan Dampak Dana Desa

"Pencapai Dana Desa selama ini masih memerlukan penyempurnaan. Tugas kita merencanakan, mengelola, dan mengawal Dana Desa ke depan akan semakin berat." -Sri Mulyani Indrawati Sesuai dengan tujuannya untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan ekonomi yang inklusif dan adil, Indonesia berkomitmen untuk menghindari deforestasi. Karena penyebab deforestasi sering berasal dari kegiatan di luar batas hutan, tidak cukup untuk menyelesaikan deforestasi dengan melakukan aksi-aksi terpisah yang ditujukan untuk kawasan hutan tertentu. Indonesia juga harus bekerja untuk memperkuat ekonomi pedesaan dan meningkatkan kerja sama regional dengan bekerja di berbagai yurisdiksi administratif yang mencakup tata kelola hutan. Untuk memastikan keberhasilan pendekatan yurisdiksi ini, peningkatan kekuatan ekonomi dan pemerintahan desa adalah kuncinya. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah membuat banyak perubahan kebijakan fiskal untuk meningkatkan ekonomi pedes

Economic Growth in Indonesia: An Assessment

Quality economic growth seems to be a mantra that must be uttered by policymakers and academics in every seminar on economic development in Indonesia. The characteristics of quality economic growth are high, sustainable growth and creating jobs. Based on data from the Economic Outlook for Southeast Asia, China and India 2019: Towards Smart Urban Transportation , it shows that Indonesia's economic growth projection is 5.3%. Higher than Malaysia, which is projected to grow by 4.6%, Thailand 3.7%, and Singapore 2.7%. Moreover, in the past decade, Indonesia's economic growth has been relatively stable at 5% per year and is among the highest in the world along with China, Brazil, India, and South Africa.  However, the question is whether Indonesia's economic growth is enjoyed by most Indonesian people? How is the distribution of economic development growing bigger, both individually and regionally? The answer to the question above does not seem to be encouraging. The trend o

Family Visioneering

Anak adalah buah hati dan harapan masa depan. Anak walaupun tidak jadi kelanjutan orangtuanya dalam profesi bahkan bakat atau kecenderungannya, tetapi anak adalah kelanjutan orangtua paling tidak dalam namanya karena anak dalam menyandang nama orangtua, bahkan anak adalah kelanjutan orangtua dalam sukses yang diraihnya karena sukses seorang anak pada hakikatnya bukan sukses sang anak pribadi, tetapi sukses orangtuanya yang mendidik, mengarahkan. Dan mengembangkan bakatnya. Demikian juga sebaliknya, kegagalan anak dapat dinilai sebagai kegagalan orangtua, karena pada hakikatnya tidak ada anak yang menjadi sumber kesalahan tetapi orantuanyalah yang salah dalam mendidik dan memberi bekal lisan, tulisan atau keteladanan yang keliru.  Hakikat diatas bukan saja diakui oleh penganut teori Tabularasa yang menggambarkan anak sebagai kertas putih yang belum bertuliskan, tetapi agama Islam pun mengakuinya kendati Islam tidak menganut teori itu. Rasul Islam-Nabi Muhammad SAW menegaskan bahw